Assalamualaikum Sobat Jalan-jalan Aisyah,
Saat lebaran 2017, aku sekeluarga lebaran di Jambi. Saat kakak pertama mengajak kumpul, aku sangat exicited loh. Soalnya, aku kelahiran Jambi enggak banyak tahu tentang Jambi. Jadi, pas kakak mengajak ke Candi Muaro Jambi, senang bangets. Nah, sempat salah duga, namanya Candi Muaro Tikus atau bukan ya? Suamiku sempat ngotot namanya Candi Muaro Tikus. Idih, salah banget kalau jalan-jalan enggak langsung googling dulu ya? Seharusnya emang nyari info dulu sebelum jalan-jalan hehe... jadinya pas nge-vlog enggak salah menyebutkan nama tempat , hehe...
Kami berangkat dari rumah kakak sekitar pukul 10.00 WIB. Berangkat dengan 3 mobil. Jalan kami pelan saja, dari Sipin melewati Pasar Angso Duo dan keluar kota menuju Candi Muaro Jambi. Ternyata lokasinya enggak terlalu jauh dari Kota Jambi.
kanal penampungan air |
Di pintu masuk kami membeli tiket seharga Rp.5000 per orang. Kami dengan rombongan keluarga mengabadikan foto dan juga tiket yang kami beli. Tak jauh dari gerbang, sudah ada penyewaan sepeda. Aku dan keponakan langsung meminjam sepeda. Kebetulan kakak sudah menyiapkan topi dan membagikan pada kami, asyik juga deh bersepeda diteriknya matahari hehe...
Setelah agak jauh naik sepeda, kami berhenti dulu di mushola untuk shalat dzuhur. Saat itu aku sedang tidah sholat, jadi memilih duduk di bawah pohon aja. Wah, anginnya semilir banget. Bikin sejuk setelah jalan lumayan gendong Aisyah haha... soalnya sepeda gantian dengan keponakan.
Usai menunggu satu per satu saudara yang lain sholat, mataku memandang ke arah penjual di depan kami. Wow, sepertinya liburan lebaran menjadi aji mumpung masyarakat sekita untuk menambah penghasilan ya? Ternyata sudah banyak sekali penjual mainan, makanan, hingga hiburan di Kompeks Candi Muaro Bungo. Anakku malah fokus nyari mainan haha...
Tiket masuk Rp. 5000 per orang |
Keluarga besar Syamsir ke Candi Muaro Jambi |
Usai semua sholat dzuhur, keluarga kami berjalan lagi. Tak lama di depan mushola, kami melihat situs lagi. Kali ini berjejer di pagar. Abi langsung penasaran dan mendekat. Ini kesempatan untuk mengajarkan anak-anaku menegenai situs sejarah.
Menurut Wikipedia.com, Situs Purbakala Kompleks Percandian Muara Jambi adalah sebuah kompleks percandian agama Hindu-Buddha terluas di asia tenggara, dengan luas 3981 hektar. Kemungkinan besar adalah Kerajaan Sriwijaya dan Kerajaan Melayu. Nah, aku yang emang enggak jago sejarah, jadi ikutan pengen tahu dan googling hehe... Sedangkan Abi malah udah duluan tahu infonya. Aduh, kalah cepat baca wikipedia haha...
Sayangnya saat kami ke sini tidak ada pemandu wisata, eh atau aku yang kurang update ya? Soalnya pas masuk udah rame aja dengan keluarga yang heboh, jadi enggak sempat nanya ada enggak pemandu wisatanya.
Kompleks percandian ini terletak di Kecamatan Maro Sebo, Kabupaten Muaro Jambi, Jambi, Indonesia, tepatnya di tepi Batang Hari, sekitar 26 kilometer arah timur Kota Jambi. Kalau mau ke sini dengan mobil pribadi mudah banget kok. Bisa juga cek koordinat Selatan 01* 28'32" Timur 103* 40'04".
Candi Muaro Jambi ini situs seluas 260 ha ini tidak hanya menawarkan sebagai wisata sejarah, tapi juga keindahan alam, udaranya segar saat kami memasukin kompleks Candi Muaro Bungo. Maklum saat lebaran tiba, pengunjungnya sangat ramai.
Candi Muaro Jambi ini situs seluas 260 ha ini tidak hanya menawarkan sebagai wisata sejarah, tapi juga keindahan alam, udaranya segar saat kami memasukin kompleks Candi Muaro Bungo. Maklum saat lebaran tiba, pengunjungnya sangat ramai.
Ada peta saat masuk di dekat mushola. |
Diperkirakan candi ini berasal dari abad ke-11 M. Dari data yang aku baca, Candi Muara Jambi merupakan kompleks candi yang terbesar di Sumatera. Selain itu rapi dan terawat loh! Nah, sejak dicalonkan oleh ke UNESCO untuk menjadi Situs Warisan Dunia, situs itu terus dibenah loh! Kulihat juga ada banyak gundukan batu bata yang mulai dirapikan. Dari jauh seperti pagar yang luas banget. Enggak tinggi tapi unik karena terbuat dari batu bata.
Saat sampai ke candi utama, banyak banget yang antri berfoto. Bentuknya seperti candi yang tidak jadi karena tidak ada atapnya. Seperti istana yang setengah jadi hehe.. Nah, konon ada dongeng yang terus turun menurun disebarkan ke anak-cucu. Cerita kegagalan Raja Datuk Paduka Berhala membangun sebuah candi setinggi langit dalam waktu semalam. Hal ini atas permintaan Putri Pinang Masak. Raja pun jengkel, dan akhirnya menendang candi itu hingga berserakan dan menjadi candi-candi kecil.
Melihat langsung Candi Muaro Bungo, aku jadi terpikirkan, alangkah luasnya candi ini. Wow, banget deh! Ternyata tidak hanya candi yang ditemukan tapi ada juga parit dan kanal kuno buatan manusia. Kolam tersebut untuk penampungan air yang di dalamnya stuktur batu bata kuno. Kalau biasanya kita mengenal candi dari batu-batuan. Di Muaro Jambi, candinya dari stuktur batu bata kuno.
Oiya, luasnya candi Muaro Bungo ini 20 kali dari luasnya Candi Borobudur. Tercatat ada 11 candi utama yang ditemukan dan sebagian telah dipugar, yaitu Candi Gumpung, Candi Tinggi dan Tinggi 1, Gedong I dan II, Kedaton, Koto Mahligai, Astano, Teluk II, Bukit Sengalo, dan Kembar Batu.
Foto sekeluarga di Candi Muaro Bungo |
Konon dahulu transporasi menuju candi ini dengan perahu. Kalau sekarang seperti kanal-kanal di Kota Venesia. Nah, Sobat jalan-jalan Aisyah, tertarik ke Jambi untuk melihat langsung Candi Muaro Bungo? Tips dariku saat mengajak anak balita jalan-jalan adalah :
1. Siapkan baju ganti.
2. Siapkan bekal makanan atau cemilan.
3. Bawa mainan kesayangannya.
4. Siapkan obat-obatan
5. Bawa gendongan
Jika ingin ke tempat wisata saat acara liburan, seperti lebaran dan tahun baru usahakan anak jangan jauh dari orang tua. Soalnya ramai banget pengunjung. Beri edukasi anak sebelum datang ke situs sejarah, sehingga terlebih dulu kenal dari gambar dan cerita yang disampaikan orang tua. Seperti yang kami ajarkan ke Faris mengenai Candi Muaro Jambi. Pengalaman berwisata sejarah menjadi bekal anak-anak untuk berani dan lebih percaya diri mengenal Indonesia.
Buat Sobat Jalan-jalan Aisyah yuk ceritakan pengalamanmu ke tempat wisata di Indonesia. Ikuti Wonderful Indonesia Blog Competition. Hadiahnya jutaan rupiah! Info lengkap silakan cek di foto berikut. Selamat mencoba!
Tulisan ini diikutsertakan Wonderful Indonesia Blog Competition.
Serunya wisata ke candi, saya bertahun-tahun di Jogja belum pernah ke Malioboro mbak. Ternyata seru ya ke candi menambah wawasan sejarah juga.
BalasHapusKomplek candi terluas sesumatra ya mbak. Aku belum pernah ke jambi, wilayah sumatra belum pernah dijajah. Mentok di lampung, angrem di rumah hehe
BalasHapusSerunya liat umi main ke candi, Kalau dilihat dari foto-fotonya juga sepertinya ini tempat bersih banget ya
BalasHapuspokoknya ngeliat keluarga mbak naqi liburan ini seru nya minta ampun.. dan selalu buat aku mupeng pengen ke jambi. hiks hiks
BalasHapusHuwaaa serunya bisa ke candi, ternyata di Jambi ada candi ya. Aku belum pernah ke Jambi, ada saudara di sana padahal.
BalasHapusWista ke Candi ini layak untuk di kunjungi dan disebarkan kepada masyarakat. karena untuk mengenang sejarah dan peradaban. bahwa jaman dulusudah ada peninggalan dengan budaya dan peradaban yang tinggi. sayangnya udah jarang anak-anak jaman sekarang enggan datang ke Candi.
BalasHapusWah, jadi pengen liburan ke jambi nih. Bagus bener lokasi wisatanya itu.
BalasHapusWah,, baru tau kalo di Jambi ada candi. Mungkin kayak di Lampung ya, ada semacam candi diLampung timur itu, dan masih banyak yang belum tau, ga seperti di pulau Jawa.
BalasHapusWah seru ya banyak tempat bersejarah di Jambi. Semoga aku bisa ksna ��
BalasHapusNah ini saya lagi ada rencana ke sini. Tapi belum kesampean. Save dan link file untuk info berikutnya.
BalasHapus